BAB I
|
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Istilah resensi berasal dari bahasa
Belanda, Resentie, yang berarti kupasan atau pembahasan. Jadi, resensi adalah
kupasan atau pembahasan tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan
melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah.
Seiring banyaknya karya-karya yang
muncul saat ini baik itu drama, puisi, novel ataupun sebuah buku menimbulkan
kritikan-kritkan akan karya tersebut. Sebuah karya dikatakan berhasil jika
mendapatkan respon ataupun tanggapan dan dapat mempengaruhi pembaca ataupun
penonton, pengaruh tersebut bisa positive maupun negative. Sebuah karya yang
baik adalah sebuah karya yang bermanfaat bagi pembaca atau penonton.
Pengaruh yang ditimbulkan dari karya
tersebut akan menghasilkan kritkan atau komentar dari pembaca atau penonton
baik itu kritikan yang membangun maupun menjatuhkan. Kritikan tersebut dapat
dituangkan dengan cara merensesi sebuah karya tersebut dan orang yang membuat
resensi disebut resensator. Dengan meresensi karya tersebut pembaca atau
penonton dapat menemukan kelebihan dan kekurangan dari sebuah karya tersebut
karena kelebihan dan kekurangan sebuah karya itu merupakan objek resensi.
Resensator dalam membuat resensi harus membaca karya tersebut
dan harus mempunyai pengetahuan yang memadai khususnya terhadap karya yang akan
diresensi. Tujuan resensi ini memberikan informasi kepada masyarakat akan
kehadiran sebuah kaya tersebut apakah ada hal yang baru atau biasa saja, dan
apakah bermanfaat atau tidak. Dalam menilai sebuah karya tersebut haruslah
bersifat objektif bukan subjektif yaitu menurut selera pribadi si pembuat
resensi tersebut.
|
1.2.
Permasalahan
Banyak karya yang dapat diresensi
oleh resensator baik buku, novel, drama,
cerpen, film atau karya sastra yang lainnya. Dalam merensensi karya tersebut
tidak ada perbedaannya karena mempunyai unsur-unsur yang sama Dalam hal ini penulis
akan membahas tentang resensi novel “ 5 Cm “ karangan Dhonny Dhirgantoro.
Seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya dalam meresensi sebuah karya hendaknya penulis bersifat objektif
dalam penilaian dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi karena itu merupakan
kepentingan umum dan resensator hendaknya mempunyai wawasan yang memadai
khususnya pada karya yang akan diresensi tersebut.
Dalam hal ini penulis akan meresensi
novel berjudul “5 Cm”, novel ini di tulis oleh Dhonny Dhirgantoro pada tahun
2005 diterbitkan oleh Grasindo .Novel karangan Dhonny ini berceritakan tentang
5 sahabat yaitu Arial, Riani, Zafran,
Ian dan Genta. Novel ini mengajarkan tentang
harapan, impian, tekad, cinta dan persahabatan Novel ini merupakan novel
pencetak rekror Betseller Book di Gramedia Bookstore selama 2 tahun kemudian
novel ini diadaptasi menajdi sebuah film dengan judul yang sama pada tahun 2012
tidak jauh beda dengan novelnya film ini merupakan salah satu film yang
mendapatkan antusias yang tinggi dari penonton khususnya kalangan remaja. Film
ini di sutradarai oleh Rizal Mantovani.
1.3.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan
masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa
tujuan, yaitu :
1.
Mampu
menjelaskan resensi
2.
Mampu
mengidentifikasi langkah-langkah membuat resensi novel
3.
Mampu
memaparkan resensi novel “5 cm”
Resensi ini dibuat agar para pembaca
mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh novel ini. Resensi
merupakan jembatan penulis untuk menyampaikan pesan yang ada dalam karya
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Resensi
Secara etimologis, kata resensi berasal dari bahasa
Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Kedua kata
tersebut berarti melihat kembali, menimbang, atau menilai. Dalam
bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie dan dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah review. Berbagai istilah tersebut mengacu
kepada hal yang sama yaitu mengulas sebuah buku.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia resensi
adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku (majalah itu
memuat), (buku-buku yang baru terbit).(2007 : 195)
Resensi
adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku. Dengan
demikian resensi dapat dikatakan sebagai
suatu komentar atau ulasan seorang penulis atas sebuah hasil karya baik buku,
film, karya seni maupun produk yang lain. Misalnya, buku karya ilmiah, laporan
hasil penelitian, majalah ilmiah, novel, cerpen , drama, dan sejenisnya dapat
diresensi.
Resensi
adalah timbangan buku yaitu suatu penilaian serta pembicaraan tentang sebuah
buku, baik fiksi maupun nonfiksi mengenai segala kelebihan dan kelemahan yang
terletak dalam buku.
Jadi,
resensi adalah suatu komentar atau ulasan terhadap suatu karya baik itu fiksi
maupun nonfiksi, komentar tersebut berisikan kelebihan, kelemahan dan manfaat
yang ada dalam karya tersebut. Dalam memberikan komentar penulis resensi atau
resensator itu harus bersifat objektif dan berpengetahuan memadai.
2.2.
Tujuan Menulis Resensi
Seorang penulis resensi atau
resensator dalam membuat resesnsi pasti mempunyai tujuan. Adapun tujuan resensi
adalah sebagai berikut :
a.
Resensator
ingin menjembatani keinginan atau selera penulis kepada pembacanya.
b.
Resensator
ingin menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah atau hasil karya yang
diresensi itu layak mendapat sambutan masyarakat atau tidak.
c.
Resensator
berupaya memotivasi pembacanya agar membaca karya atau bukunya itu secara
langsung.
d.
Resensator
dapat mengkritik, mengoreksi dan memperlihatkan kualitas buku atau karya, baik
kelebihan atau kelemahan.
e.
Resensator
berharap memperoleh honorarium atau imbalan dari media cetak yang memuat
resensinya, baik majalah maupun surat kabar.
f.
Mengajak
pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena
atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
g.
Menjawab
pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit seperti:
siapa pengarangnya, mengapa ia menulis buku itu, bagaimana hubungannya dengan
buku-buku sejenis karya pengarang yang sama, dan bagaimana hubungannya dengan
buku sejenis karya pengarang lain?
2.3.
Cara Menulis Resensi
Menulis resensi berarti menyampaikan
informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca. Di dalamnya terdapat berbagai
ulasan mengenai buku atau karya tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini
dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang
dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Penulis resensi harunya
memperhatiakn hal-hal berikut ini :
1.
Landasan
Filosofis Penulisan
Keinginan penulis tidak semua
tertuang dalam karangannya, misalnya misi, visi dan hakikat penulisan tidak
seluruhnya dituangkan dalam karangannya. Untuk itu penulis resensi harus
memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya dan penulis resensi harus
menyadari sepenuhnya apa maksud dia menulis resensi tersebut.Untuk mengetahui
hal tersebut, penulis resensi perlu mengkaji landasan filosofis yang dijadikan
dasar penulisan.
2.
Harapan
Pembaca
Setelah membaca resensi, diharapkan
pembaca akan merasa terbantu mendapatkan informasi yang diperlukan. Pembaca
akan melihat gambaran keseluruhan isi, informasi tentang buku atau karya dan
kualitas tanpa melihat dahulu buku atau karya tersebut secara langsung.
3.
Harapan
Penulis dan Pembaca
Resensi berusaha mengkomunikasikan
harapan pembaca dan penulis akan adanya buku atau karya yang berkualitas.
Itulah sebabnya, penulis resensi harus menginformasikan sasaran dan target yang
diharapkan penulis bagi pembacanya.
4.
Materi
Tulisan
Penulis resensi harus memaparkan
materi yang ada dalam buku atau karya yang akan mencapai target sasaran
pembacanya. Dia harus dapat menjembatani kemauan penulis dan keinginan pembaca.
2.3.1 Langkah-langkah Meresensi Sebuah Karya
Langkah-langkah
dan teknik meresensi sebuah karya
lazimnya mengikuti tahapan berikut :
a.
Perkenalan
atau pejajakan terhadap buku yang diresensi mulai dari tema, penerbit,
pengarang dan golongan buku.
b.
Membaca
buku yang akan diresensi secara komprehensip, cermat dan teliti.
c.
Menandai
bagian buku dan menentukan bagian-bagian
yang akan dikutip.
d.
Membuat
synopsis
e.
Menilai
kerangka penulisan, isi pernyataan dan aspek buku atau karya yang akan
diresensi.
Untuk meresensi sebuah novel, kita
harus memahami unsure-unsur pembangunnovel yang meliputi :
1.
Tema
Tema adalah makna yang terkandung
dalam novel.
2.
Tokoh
dan Penokohan
Tokoh mengacu pada orang atau pelaku
cerita, sedangkan dalam penokohan adalah watak yang diletakkan pada tokoh
tersebut.
3.
Cerita
Cerita novel tidak hanya meliputi
cerita-cerita fisik seperti, perampokan, pembunuhan dan kematian mendadak,
tetapi juga peristiwan kejiwaan.
4.
Alur
Peristiwa-peristiwa dalam sebuah
novel biasanya berkaitan secara kronologis dan langsung diungkapkan secara
berurutan dari awal sampai akhir cerita.
5.
Bahasa
Bahasa novel dapat dibagi menjadi
dua. Pertama, bahasa yang bersifat puitis. Fungsinya untuk mendukung konteks
mana atau untuk menimbulkan keindahan. Kedua, bahasa yang bersifat prosaic.
Artinya, menggunakan ungkapan sehari-hari dan cenderung tidak memperhatikan
unsure puitis.
Setelah
kita mengetahui unsur-unsur novel, berikut ini merupakan unsur-unsur yang
menjadi bagian dari resensi. Unsur-unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.
Judul
resensi
Cara membuat merumuskan judul resensi
dengan membuat synopsis dan memahami inti sari. Dengan demikian, kita
memperoleh gambaran menyeluruh mengenai isi resensi.
2.
Identitas/
data buku. Data buku terdiri atas :
a. Judul buku
b. Pengarang
c. Penerbit
d. Tahuin terbit beserta cetakannya
e. Tebal buku, dan
f. Harga buku
3.
Pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan
hal-hal berikut :
a. Memperkenalkan siapa pengarangnya,
karyanya berbentuk apa saja dan prestasi apa yang pernah diraih.
b. Membandingkan dengan buku sejenis
yang pernah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun pengarang lain.
c. Memaparkan kekhasan atau sosok
pengarang.
d. Memaparkan keunikan buku
e. Merumuskan tema buku
f. Mengungkapkan kesan terhadap buku
g. Memperkenalkan penerbit.
4.
Tubuh
atau Isi Pernyataan Resensi Buku
Dalam tubuh buku biasanya memuat
hal-hal berikut :
a. Sinopsis adalah ringkasan buku berisi
pokok isi buku secara garis besar.
b. Ulasan singkat dengan kutipan
secukupnya
c. Keunggulan buku
d. Kelemahan buku
e. Rumusan kerangka buku
5.
Tinjauan
Bahasa
Menerangkan bahasa yang digunakan
oleh pengarang, apabila bahasanya lugas, sederhana dan mudah dipahami ataukah
bahasnya berbelit-belit.
6.
Penutup
2.4.
Resensi Novel “5 cm”
Judul Buku : 5 cm
Penulis : Dhonny Dhirgantoro
Penerbit : PT. Grasindo
Tahun tebit : Mei 2005
Tebal buku :
381 halaman
Harga buku :
Rp. 56.000,00
2.4.1 BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27
Oktober 1978. Sulung dari empat bersaudara ini menghabiskan seluruh waktu kecilnya
hingga besar di Jakarta. Menyelesaikan masa-masa putih abu-abu di SMU 6
Jakarta, sekolah yang sampai saat ini masih dibanggakan karena
kenangan-kenangan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Kegemaran menulis dan
membaca sudah ada semenjak mulai bisa menulis dan membaca, konon hal ini akibat
sang Papa meletakkan banyak buku disekitar ari-ari putra sulungnya.
Selepas SMU, ia melanjutkan studi di
STIE Perbanas Jakarta dan ikut aktif dalam segala kegiatan kampus. Pengalaman
gagal mendapatkan beasiswa pada salah satu kegiatan pelatihan kampus tidak
membuatnya putus asa, tetapi pada tahun berikutnya justru mengantarnya menjadi
ketua penyelenggaranya.Bersama teman-teman lain, ia berhasil mendapatkan
beasiswa dari kampus. Saat-saat terbaik sebagai mahasiswa adalah ketika
bergabung dalam barisan menegakkan reformasi tahun 1998, yang membuatnya bangga
menjadi bagian dari bangsa yang besar ini.
2.4.2 SINOPSIS
Buku 5cm ini menceritakan tentang
persahabatan lima orang anak manusia yang bernama Arial, Riani, Zafran, Ian,
dan Genta. Dimana mereka memiliki obsesi dan impian masing-masing. Arial adalah
sosok yang paling ganteng diantara mereka, berbadan tinggi besar. Arial selalu
tampak rapi dan sporty. Riani adalah sosok wanita berkacamata, cantik, dan
cerdas. Ia mempunyai cita-cita bekerja di salah satu stasiun TV. Zafran seorang
picisan yang berbadan kurus, anak band, orang yang apa adanya dan kocak. Ian
memiliki postur tubuh yang tidak ideal, penggila bola, dan penggemar Happy
Salma. Yang terakhir adalah Genta. Genta selalu dianggap sebagai “the leader”
oleh teman-temannya, berbadan agak besar dengan rambut agak lurus berjambul,
berkacamata,aktivis kampus dan teman yang easy going.
Lima sahabat ini telah menjalin
persahabatan selama tujuh tahun. Suatu ketika mereka jenuh akan aktivitas yang
selalu mereka lakukan bersama. Terbesit ide untuk tidak saling berkomunikasi
dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Ide tersebut pun disepakati.
Selama tiga bulan berpisah itulah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka
lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa
kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan.
Dalam perjalanan tersebut mereka
menemukan arti manusia sesungguhnya.
Perubahannya itu mulai dari pendidikan, karir, idealisme, dan tentunya love life. Semuanya terkuak dalam sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru. Dan di sanalah cerita bergulir, bukan hanya seonggok daging yang dapat berbicara, berjalan, dan punya nama. Mereka pun pada akhirnya dapat menggapai cita-cita yang mereka impikan sejak dulu.
Perubahannya itu mulai dari pendidikan, karir, idealisme, dan tentunya love life. Semuanya terkuak dalam sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru. Dan di sanalah cerita bergulir, bukan hanya seonggok daging yang dapat berbicara, berjalan, dan punya nama. Mereka pun pada akhirnya dapat menggapai cita-cita yang mereka impikan sejak dulu.
Setengah dari buku 5 cm. bercerita tentang
keseharian lima sahabat ini, dari sifat-sifat mereka yang berbeda satu dengan
yang lain sampai dengan perilaku dan aktifitas mereka yang penuh canda tawa,
diselingi cerita tentang permasalahan antar-sahabat. Setengahnya lagi, buku ini
menuliskan petualangan kelima sahabat dalam mendaki gunung Semeru.
”…Biarkan keyakinan kamu, 5
centimeter menggantung mengambang di depan kamu. Dan…sehabis itu yang kamu
perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan
berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari
biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang
seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari
biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa, percaya pada 5 centimeter di depan
kening kamu.”
2.4.3 ANALISIS INSTRINSTIK TOKOH DAN PENOKOHAN
1. Arial : Di dalam novel, Arial digambarkan sebagai orang yang
sporty, selalu tampil rapi dan simpel. Arial adalah sosok yang tenang,
pembawaannya selalu senyum, jarang mengejek, asik, cool, dan pembawa suasana
ramai karena jika tertawa suaranya paling keras. Kutipan dalam nvel
“..,pokoknya sporty deh, Arial yang selalu rapi…”
“Arial adalah orang yang
simpel-simpel saja, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena hanya dia
yang bisa tenang, pembawaanya banyak senyum, dan jarang khilaf.”
“... orang yang biasa saja, tapi
asik, jarang nyela, jarang bercanda tapi kalo tertawa paling keras, makanya
kala ada dia jadi ramai.”
2. Riani : Di dalam novel ini, Riani adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi. Pribadi yang memiliki karisma, selalu dominan dimana-mana, cerewet dan tidak mau kalah dengan siapapun juga. Riani seorang aktivis kampus yang gemar membaca dan banyak belajar. Dia juga suka berdebat.
Kutipan dalam novel “ Riani palai
kacamata, cantik, cerdas dan seorang
N-ACH Sejati. Dia punya semacam karisma yang bisa bikin orang menengok.
Selalu dominan dimana-mana, cerewet dan nggak mau kalah sama siapapun juga. Riani
seorang aktivis kampus. Siapa aja dan apa aja bisa didebatnya, soalnya dia
banyak dan banyak belajar.”
3. Zafran : Didalam novel, tokoh zafran termasuk orang yang pandai membuat puisi, pintar. Zafran punya kelakuan yang berantakan . Zafran adalah orang yang akan bilang apa saja yang ingin dia bilang. Tokoh zafran memiliki tubuh yang kurus dan berperan sebagai vokalis band.
Kutipan dalam novel “ Seorang penyair
yang selalu bimbang. Kesan kedua buat para cowok pasti punya persepsi nih anak
pintar banget. Zafran punya kelakuan yang berantakan, yang katanya standard
seniman. Zafran adalah orang yang akan bilang apa saja yang dia mau bilang.
4. Ian : Didalam novel, ian adalah tokoh yang gila bola, ia juga senang tantangan dan suka makan terutama indomie. Selain itu, Ian juga gemar mengoleksi film orang dewasa ( 17 tahun ke atas ).
Kutipan dalam nove; “ Apa saja
tentang bola dia tahu dan kebanyakan menghabiskan waktunya buat bola. Untuk
membeli “ piece of lust ” kalau diterjemahkan ke bahasa ilmiah adalah “ VCD
Bokep”. Ian ngefans sama indomie, Manchester United dan Happy Salma.”
5. Genta : Di dalam novel ini, Genta adalah pemimpinnya. Genta begitu menyukai Riani. Genta adalah orang yang peduli terhadap orang lain, ia lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri. Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus. Dia sangat dikagumi teman-temannya.
Kutipan dalam novel “ The Leader,
enggal ada yang tahu kalau Genta ngefans sama Riani. Genta aktvis kampus.”
2.4.4 TEMA
Persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan
dan keajaiban mimpi dan keyakinan
2.4.5 LATAR BELAKANG
Tempat :
Jakarta, Yogyakarta, Bogor
Rumah Arial :
Kamar Arial, Secret Garden SMA
Stasiun :
Kerta Api Senen dan stasiun Lempuyungan Yogyakarta.
Ranu Pane, Ranu Kumbolo dan Puncak Mahameru.
Waktu :
Setiap saat (Pagi sampai malam)
Suasana :
Menyenangkan, Mengharukan dan Menegangkan.
2.4.6 ALUR
Dilihat dari cerita Novel ini, 5 centimeter termasuk alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.
Dilihat dari cerita Novel ini, 5 centimeter termasuk alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.
2.4.7 SUDUT PANDANG
Sudut pandang adalah cara atau
pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam Novel 5 centimeter sudut
pandang yang digunakan adalah orang ketiga tunggal.
2.4.8 AMANAH
1. Kita harus menanamkan satu keyakinan pada diri kita bahwa tidak ada yang tidak bisa di dunia ini kecuali keyakinan yang menganggap bahwa kita tidak dapat melakukan hal tersebut.
2. Jangan menganggap kritik suatu kemunduran atau
serangan. Tapi, kalau kita dikritik buat cetak biru dipikiran kita. Kalo kritik
itu adalah pengorbanan dari seseorang yang mungkin telah mengorbankan rasa
nggak enaknya sama kita, entah sebagai teman atau rekan kerja. Tapi sebenarnya
hal itu semata-mata untuk membuat diri kita lebih baik.
3. Sebaik-baik manusia dalam hidupnya adalah apabila
ia menjadi manusia yang bisa memberi manfaat bagi orang lain bukan orang yang
mementingkan diri sendiri dan terlalu mencintai dirinya sendiri.
4. Jadikan mimpi kita menggantung, mengambang 5
centimeter di depan kening kita, biar dia nggak pernah lepas dari mata kita.Dan
kita bawa mimpi dan keyakinan kita itu setiap hari, kita lihat setiap hari, dan
percaya bahwa kita bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kita sendiri,
kalau kita percaya sama keinginan itu dan kita nggak bisa nyerah. Bahwa kita
akan berdiri lagi setiap kita jatuh, bahwa kita akan mengerjarnya sampai dapat,
apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri. Dan yang kita
butuhkan Cuma lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati
yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu
berdoa.
5. Janganlah menjadi manusia yang diatur oleh keadaan
dan merasa kalah sama keadaan. Tapi, jadilah manusia yang beranggapan bahwa
dirinyalah yang harus mengatur keadaan, bukan dirinya yang diatur oleh keadaan
yang harus selalu jadi kalimat aktif selalu pakai awalan me- bukan kalimat
pasif yang selalu pake awalan di-.
6. Tuhan memberi kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih. Selanjutnya tinggal masalah pilihan. Itulah mengapa Tuhan sayang sama makhluknya. Ia menjaga tingkat ketidakpastian-Nya, ketidakpastian alam semesta ini dengan ketidakjelasan dan ketidakpastian, supaya kita terus belajar tentang apa saja hingga akhirnya kita bermuara pada-Nya. Sesungguhnya manusia memang diberi kebebasan memilih. Memilih dipersimpangan-persimpangan kecil atau besar dalam sebuah Big Master Plan yang telah diberikan Tuhan semenjak kita lahir. Jadi semuanya ke masalah pilihan.
7. Terimalah dengan apadanya kekurangan dan kelebihan yang dimiliki sahabat kita. Tidak semua orang memiliki nilai plus seutuhnya. Nilai plus tersebut pasti akan selalu didampingi dengan nilai minus. Tinggal bagaimana cara kita sebagai teman untuk menutupi kelebihan dan kekurangan teman kita.
6. Tuhan memberi kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih. Selanjutnya tinggal masalah pilihan. Itulah mengapa Tuhan sayang sama makhluknya. Ia menjaga tingkat ketidakpastian-Nya, ketidakpastian alam semesta ini dengan ketidakjelasan dan ketidakpastian, supaya kita terus belajar tentang apa saja hingga akhirnya kita bermuara pada-Nya. Sesungguhnya manusia memang diberi kebebasan memilih. Memilih dipersimpangan-persimpangan kecil atau besar dalam sebuah Big Master Plan yang telah diberikan Tuhan semenjak kita lahir. Jadi semuanya ke masalah pilihan.
7. Terimalah dengan apadanya kekurangan dan kelebihan yang dimiliki sahabat kita. Tidak semua orang memiliki nilai plus seutuhnya. Nilai plus tersebut pasti akan selalu didampingi dengan nilai minus. Tinggal bagaimana cara kita sebagai teman untuk menutupi kelebihan dan kekurangan teman kita.
2.4.9 GAYA BAHASA
Bahasa yang digunakan dalam novel 5 centimeter adalah
bahasa yang mengikuti perkembangan zaman sekarang(modern) dan sesuai dengan
kondisi masyarakat sekarang sehingga novelnya dapat dengan mudah dimengerti.
2.4.10 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN NOVEL
a. Kelebihan
Novel
Kelebihan buku ini adalah ceritanya
yang menarik, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan alur cerita yang
tidak membosankan sehingga pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman
terakhir. Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga memotivasi
pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuat jadi nyata.
Buku “5cm” karya Dony Dhirgantoro
dengan sampul hitam legam. Di sampul depannya ada beberapa tulisan yang fontnya
juga hitam dan di bagian tengah sampul depannya ada juga tulisan “5cm” dengan
font yang agak besar berwarna putih. justru yang tampilannya sok misterius
kayak gini ini biasanya isinya ga jelas tetapi setelah saya baca ternyata, Buku
5cm mempunyai karakter yang cukup kuat, penuh dialog-dialog yang filosofis, dan
berisi kisah-kisah yang inspirasional, dan novel ini sebenarnya cukup bagus,
idenya menarik, tentang persahabatan.
Kehebatan penulis terlihat sekali
saat menggambarkan dengan detail perjalanan dari Jakarta (stasiun Senen) sampai
ke atas puncak Mahameru. Pembaca bagaikan berada di sana, merasakan dinginnya
Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya Kalimati, dan menakjubkannya puncak
Mahameru.
Dalam novel ini sangat banyak memuat
hal yang berkaitan dengan jiwa para generasi muda, filosofi, idealisme, dan
terutama musik yang intensitasnya sangat sering disebut disertai dengan
lirik-lirik lagunya. Nuansa jiwa muda sangat kentara di 5 cm, semangat dan
tekad yang selalu membara mengiringi setiap langkah kumpulan sahabat dalam
novel ini. Sekelompok manusia yang tidak hanya hidup berfoya-foya tetapi
meresapi makna kehidupan yang mereka jalani. Sebuah novel yang dapat menambah
motivasi dan kepercayaan diri untuk bias meraih impian dengan bekal semangat
dan tidak kenal lelah.Bagi pemuda, 5 cm sangat mudah dipahami dari segi
bahasanya karena menggunakan bahasa-bahasa familiar kaum muda.
b. Kekurangan
Novel
Cerita akhir novel ini terasa begitu
dipaksakan dengan pembentukan keluarga antara sahabat-sahabat tersebut ditambah
dengan keturunan mereka yang begitu sama mewarisi sifat-sifat orangtuanya dan
semuanya sebaya, seumuran. Bagi saya, akhir cerita di novel ini terlalu naif.
Sekelompok sahabat itu masih saja mempunyai “ruh” kaum muda meski sudah memiki
keturunan dan hal tersebut terasa juga pada anak-anak yang masih TK tetapi
“jiwa”nya berjiwa kaum muda dewasa. Kedua hal tersebut membuat pembaca sulit
membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang menjadi bapak, mana yang pemuda
dan mana pula yang anak-anak.
Bahasa yang begitu kental dengan
dunia musik menjadikan sebagian pembaca yang hanya biasa saja mengerti musik
akan sulit memahami tokoh dalam novel. Sepertinya penulis ingin mennunjukkan
dirinya daripada tokoh karyanya seperti yang disebut dalam novel tersebut yang
mengatakan bahwa sang tokoh percaya “lupus sebenarnya tidak suka makan permen
karet tetapi yang suka adalah Hilman sang pengarang. Begitu pula 5 cm bahwa
geng anak muda itu sebenarnya tidak suka musik tetapi mas Donny Dhirgantoro lah
yang sangat maniak musik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan banyaknya karya-karya yang bermunculan saat ini
menimbulkan berbagai tanggapan dan respon dari penikmatnya, baik itu pembaca
maupun penonton. Sebuah karya dikatakan berhasil atau sukses jika karya
tersebut mendapat respon atau tanggapan baik positif maupun negative dari
penikmatnya dan mendatangkan mendatangkan manfaat bagi penikmatnya. Sakah satu
cara untu mengapresiasikan bentu respon dari penikmat itu dapat berupa membuat
reseni.
Resensi itu merupan komentar atau ulasan dari seorang
penikmat baik itu pembaca atau penonton sebuah karya tersebut. Dalam memberikan
respon atau tanggapan tersebut hendaknya penulis resesnsi tersebut mempunyai
pengetahuan yang memadai dan haruslah menggunakan penilaian yang objektif bukan
karna kepentingan pribadi semata.
Novel “5 cm ” yang ditulis oleh Dhonny Dhirgantoro ini
mengisahkan persahabatan 5 insan manusia. Novel ini mengajak kita untuk
menggantungkan mimpi kita di hadapan kening kita dengan jarak 5 cm. Mimpi itu
akan kita bawak kemana dan di manapun kita berada.
3.2
SARAN
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan tulisan ini dengan tepat waktu.
Penulis dapat menyelesaikan tugas ini tidak terlepas dari doa dan bantuan pihak-pihak
terkait. Dan penulis menyadari tulisan ini jauh dari kata sempurna, maka untuk
penyempurnaan makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran.
|
sangat membantuu :)
BalasHapusKnp gak afa kerangka bukunya:(
BalasHapus